Electricity Lightning

Selasa, 16 April 2013

Semioteka Rajatega


  • Semioteka Rajatega


    MC hari ini lebih banyak memakai topeng dari Zapatista
    hampir sulit membedakan antara bacot patriot dan miskin logika
    bicara tentang skill dan kompetisi, mengobral sompral
    jatuh setelah berkoar, lari dengan ujung kontol terbakar
    MC butuh federasi dan breakbeats berdasi
    untuk sekantung wacana basi dan eksistensi
    MC Tampon, mencoba membuat mall menjadi Saigon
    amunisi tanpa kanon, mucikari martir yang gagal mencari bondon
    sarat kritik, kosong esensi seperti kotbah kyai Golkar
    bongkar essay kacangan lulabi usang pasca makar
    gelora manuver rima Kahar Muzakar
    tak akan pernah dapat menyentuh beat pembebasan B-Boy Ali Asghar
    hiphop chauvinis, kontol kalian bau amis, memang tak akan pernah habis
    persis duet Hitler tanpa kumis dan Earth Crisis
    krisis identitas, menyebut teman nongkrongnya ‘niggaz’
    sebut dan diss nama kami, kubuat bacot kalian karam seperti Tampomas
    berusaha setengah mati menjadi negasi
    berlindung dibelakang pembenaran interpretasi, basa-basi
    mengobarkan kebanggaan dengan microphone terseret
    tak sabar menunggu saat monumental kalian berduet dengan Eurrico Guterrez /

    Ternyata rencana invasimu lebih meleset dari konsepsi
    dan prediksi partai marxist akan kematian borjuasi
    melemparkan invitasi MC pada setiap rima
    dan Homicide masih mendominasi sensus kematian populasi akibat rajasinga
    MC adalah negara yang membuat kontradiksi tak pernah final
    tanpa menifestasi yang sesubstansial gerilyawan maoist di Nepal
    lirikal neoliberal, yang memaksa indeks lirikmu turun drastis
    dan terlihat lebih dungu dari logika formal, terlalu tipikal
    dan masih jauh dibawah horizon minimal
    memiliki nasib yang sama dengan PSSI dalam kancah internasional
    hadirkan konfrontasi maka MC lari mencari pengacara
    dan mengakhiri argumen dengan histeria seperti Yudhistira tanpa hak cipta
    jangan berharap unggul dengan skill bualan ala TV Media
    yang membuat kau dan Iwa tersungkur dalam satu kriteria

    ///representasi yang membuatmu nampak seperti fatamorgana
    membuat setiap microphone battle berakhir dengan wajah yang sama
    persetan dengan persatuan, hiphop hanya memiliki empat unsur
    dua mikrofon, kau dan aku, tentukan siapa yang lebih dulu tersungkur /

    Memang memuakkan melayani diplomasi scene lawakan
    tapi pasti kalian dapatkan jika kalian menginginkan konflik atas nama kebanggaan
    bidani bacot murahan tentang imortalitas hiphop seperti liang dubur
    pahlawan kesiangan yang membuat lagu lama konservatif keluar liang kubur
    karena aku adalah seorang kapiten neraka
    mematahkan pedang panjang para lokalis duplikat dan plagiat para Wu-Tang
    arwah objek kritik lapuk layak sosialisme ilmiah
    kalian ancam kami dengan lulabi akidah
    paku dalam bingkai kaca keagungan moralitas, persetan kuantitas
    kematian memang identitas yang tak perlu imortalitas
    label adalah reduksi, komoditas residu industri
    kultural hegemoni, membidani oponen dalam posisi
    Prosa pramudya yang bukan Ananta Toer
    Mengepal jemari meski dengan batas teritori yang terkubur

    memenej kalbu tanpa retorika Aa Gymnastiar
    menembus urat nadi distribusi tanpa harus membuat izinku terdaftar
    MC menabur bensin dan tak pernah punya nyali menyalakan korek
    membacot dibelakang punggung lebih parah dari CekNRicek

    [] MC Yang sama petantang-petenteng
    sekarang membawa aikon biz lebih banyak daripada anggota Slank
    Kalian para martir hiphop, patriot tai kucing
    Yang membela lubang pantat logika dengan darah
    Siapkan microphone kalian dan siapkan untuk menutup lubang tai sejarah
    dan bagi kalian yang menginterpretasikan lagu ini untuk kalian..
    Lebok tah Anjing!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar